0

Eksistensi dan keberlangsungan manusia



Eksistensi dan keberlansungan manusia merupakan sebuah hasil dari nilai Ikhtiar Manusia tersebut, dimana mereka menjadikan dirinya sebagai seorang yang mendapatkan anugerah untuk bergerak dan meng-optimalkan berbagai potensi yang ada pada dirinya menjadi sebuah hasil.

Keberlangsungan dari nilai-nilai gerak yang telah dioptimalkan tersebut harus pula disadari oleh manusia bahwa setiap konsep hadir pada dirinya mempunyai tanggung jawab tersendiri yang didapatkan melalui sebuah perenungan pencarian hikmah yang mendalam melalui sebuah metode perenungan yang dalam akan hakikat sesungguhnya manusia tersebut.


Pertanyaan yang hadir dan menjadi sebuah hakikat adalah ketika manusia menyadari dirinya berasal dari mana dirinya dan akan menuju kemana kah dirinya tersebut dan dengan cara apa kah manusia tersebut dapat kembali kepada nya dengan jalan yang benar dan sesuai dengan apa yang semestinya dijalankan.

Ketika berbagai keraguan tersebut telah sirna pada manusia tentang hakikat dirinya sendir, dan telah menemukan kesejatian yang abadi maka dirinya adalah manusia yang telah bisa menjadikan dirinya sejajar dengan para aulia-Nya yang sama-sama sudah menyaksikan diri-Nya secara kasaf.

Ketika kita telah sadar, kita akan melihat bahwa sebenarnya bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah sebuah ketiadaan saja, dan yang Ada hanya lah keber-Ada-an saja. Keber-Ada-an tersebut hanyalah Dia saja, sang pemilik Ke-Abadi-an yang sesunguhnya yang tak pernah tertidur, tak pernah mengalami ke-tiada-an.

Kepercayaan terhadapnya menjadikan kita mempunyai sebuah Ke-Iman-an dimana ke-iman-an tersebt adalah sesuatu yang telah dilakukan penilian terhadap kepercayaan tersebut. Kepercayaan yang hadir dalam manusia tidak semata-mata sebuah kepercayaan yang tidak berlandaskan pengetahuan, melainkan sebuah kepercayaan yang hadir berdasarkan pengetahuan yang objektif dan benar.

Ketika ke-iman-an manusia terhadapnya sudah mendapatkan esensi yang sebenarnya maka manusia akan bisa menjalankan segala sesuatu yang dikehendaki nya baik itu menjalankan perintahnya maupun meninggalkan larangannya. Perbuatan tersebut sebagai manifestasi atas Ke-Tauhid-an kepada Dzat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan yang tetlah ter-ejawantahkan kedalam perbuatan manusia sesuai dengan yang telah diajarkan kepada manusia atas contoh Tuhan dimuka bumi yaitu melalui para utusan nya yang terbaik yaitu Muhammad SAW.

Contoh terbaik tersebut adalah contoh yang paling sempurna dan yang terbaik, contoh yang apabila mengikuti kepada Manusia sempurna tersebut maka umat manusia akan selamat dari api neraka Nya dan akan dibawa kepada Surga Nya yang Indah dan Menyenangkan. Maka manusia apabila menginginkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat, maka men-contoh nya dalam segala perbuatan dan tindakan adalah melalui perbuatan-perbuatan seperti sang Rosul. Baik itu cara ber-ibadah maupun segala perbuatan sampai kepada cara-cara kecil beliau telah mencontohkannya.

Seperti halnya dalam ber-ibadah, Rosul telah mencontohkan bagaimana cara ber-ibadah yang baik dan benar, dimana beliau seperti halnya menberikan keterangan bahwa solat yang baik adalah solat seperti dirinya. Begitupun dalam ber-ibadah dalam bulan ramadhan yang akan kita songsong sebentar lagi, beliau mencontohkan dengan amalan-amalan yang baik pada bulan yang mulia tersebut. Karena apabila kita memaknai bulan yang baik tersebut dimana segala perbuatan baik akan ber nilai berlipat-lipat ganda.

Maka marilah kita perbanyak amalan kita di bulan yang mulia ini karena bulan ini adalah bulan yang sangat suci, bulan dimana bulan turunnya Al-Qur’an, bulan dimana tidur nya orang mukmin adalah ibadah. Sungguh sangat mulia bulan ini apabila kita bisa mengisi nya dngan berbagai kegiatan yang positif dan penuh manfaat baik itu untuk kita ataupun kita berbuat baik untuk sesama.
 

Translate

Search This Blog