0

PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
SEMOGA DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA SEMAKIN MAJU

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

Sistem Pendidikan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang tersebut seakan menjadi sebuah Hal yang diacuhkan oleh Para Pendidik di Negeri ini. Jelas dikatakan dalam Undang-undang tersebut bahwasanya Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujdukan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara, yang artinya bahwasanya semua peserta didik tidak bisa hanya diarahkan menjadi calon-calon pekerja Industri saja melalui sebuah sekolah yang disiapkan menjadi pekerja industri. Setiap Peserta didik hanya bisa diarahkan kepada pengembangan minat dan bakat sehingga potensi-potensi diri sebagai pelajar bisa ter-aktual sehingga kemampuan nya bisa dirasakan oleh masyarakatnya, negara nya dan juga bangsa nya. Eksploitasi mungkin menjadi kata yang pas apabila kita kaitkan hal tersebut kedalam praktek pendidikan di Indonesia hari ini kepada para peserta didik nya.

Eksploitasi Pendidikan ini berasal dari pahaman kita mengenai Pendidikan yang salah. Pahaman bahwa Sekolah adalah jalan untuk mendapatkan pekerjaan. Jadi semakin kita tinggi sekolah, maka akan semakin cepat mendapatkan pekerjaan atau hal ini adalah sebuah pemahaman Profit Oriented yang salah tempat. Pertanyaan nya adalah kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi kepada Dunia Pendidikan Bangsa Indonesia? Seharusnya Pemerintah bisa mengarahkan Dunia Pendidikan ini kepada tempatnya yang benar. Apabila Pemerintah mengarahkan Sistem Pendidikan di Negara ini hanya berdasarkan kepada prinsip bahwa Pendidikan adalah sarana untuk menciptakan pekerja-pekerja Indutri atau Perusahaan, maka sebenarnya Pendidikan di negara ini merupakan sebuah Sistem Reproduksi Sumber Daya Produksi yang di design sedemikian rupa untuk menciptakan Buruh-buruh saja. Artinya, manusia – manusia masa depan Indonesia hanya dijadikan sebaga alas kaki para pengusaha yang berasal dari negara-negara Asing yang menjajah Indonesia dengan jalan dan cara yang baru.

Praktek KKN dalam Dunia Pendidikan
Berbagai persoalan yang menghadang Dunia Pendidikan Indonesia bukan hanya berasal dari persoalan Eksploitasi Pendidik kepada Peserta Didik saja, tetapi juga berasal dari kebobrokan mental dan moral dari Para Pendidik juga. Bagaimana seorang Pendidik bisa menjadi sebuah teladan yang baik untuk peserta didik di negeri kita apabila para pendidik di negeri ini masih harus mencari berbagai jalan untuk pemasukan kantung saku nya guna mencukupi kebutuhan sehari-hari nya yang berasal dari Gaji Pokok sehari-hari nya masih dirasakan kurang seiring dengan perkembangan per-ekonomian Bangsa Indonesia yang belum membaik dan juga Usaha Pemerintah Negeri ini yang belum juga bisa memberikan sebuah kesejahteraan bagi para Guru-guru nya yang akan mendidik calon-calon Pemimpin Bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Maka jangan menyalahkan Murid-murid yang tidak Lulus Ujian Nasional karena Nilai Ujian nya tidak cukup untuk membuat mereka Lulus Ujian Nasional, tapi salahkan lah para pendidika yang tidak mempunya tanggung jawab kepada Amanat nya sebagai seorang Pendidik Anak-anak Bangsa Indonesia.
Kerusakan Moral dan dan metal dari para pendidik ini dilakukan dari berbagai program bantuan yang disalurkan kepada Sekolah, misalnya program Bantuan Operasional Sekolah atau BOS. Bantuan yang disalurkan terkadang jarang dan bisa dirasakan langsung oleh Para Anak murid. Ataupun berasal dari Program-program Pemerintah yang lain dalam Bidang Pendidikan.
Maka, mau jadi apa Masa Depan Anak-anak Bangsa ini apabila para pendidik nya hanya memikirkan perut nya saja? Apa gunanya Pendidikan Ke-Agama-an yang diajarkan kepada para Peserta Didik sehingga Peserta Didik bisa memiliki kekuatan spiritual yang baik? Maka, bersihkan Praktek-praktek Pendidikan dari Perbuatan-perbuatan Kotor seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang akan menghancurkan Dunia Pendidikan Bangsa Indonesia! Mau jadi apa masa depan Bangsa Indonesia apabila para generasi penerus nya Dididik oleh para pelaku KKN?
Belum lagi kita berbicara mengenai Perbuatan – perbuatan Kotor para Pendidik Bangsa, kita pun dihadapkan kepada persoalan mendasar yaitu mengenai Kompetensi para Pendidik yang masih dipertanyakan. Ini berkaitan dengan Sistem Penerimaan dan juga Penyeleksian Para Pendidik yang masih rentan dengan Praktem Kongkalingkon alias Kolusi dan Nepotisme yang menghilangkan kesempatan kepada para Pendidik yang betul-betul kompeten untuk menjadi Pendidik tetapi tidak bisa menjadi Pendidik yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibanding yang tidak kompeten namun bisa menjadi seorang PNS karena melalakukan praktek Kotor di Dunia Pendidikan Bangsa Ini. Sungguh sebuah potret buram mengenai Dunia Pendidikan di Indonesia.
Menjadi Pendidik di Indonesia bukan menjadi seorang Pengabdi, melainkan sama hal nya dengan menjadi pekerja biasa yang ber-orientasi kepada hasil setiap bulan yang bisa menjanjikan. Hal ini dibarengi dengan sistem sertifikasi guru yang justru memperparah bukan memperbaiki sistem pendidikan dan sistem kualifikasi guru. Sistem Sertifikasi guru menjadikan guru hanya berfikir bahwa Seminar dan Pelatihan adalah sarana untuk menaikan tunjangan dan honor yang mereka terima hingga bisa dinaikan menjadi dua kali lipat dari gaji bulanan biasanya. Sehingga, Seminar dan Pelatihan bagi Guru merupakan sebuah BISNIS BARU di dunia pendidikan Bangsa ini yang cukup menjanjikan bagi para penyelenggara nya.
Maka yang pertama kali harus dilakukan adalah kembali kepada khitah pendidikan yang sesuai dengan UUD 1945 sebagai Dasar dari segala dasar Hukum di Indonesia. Jangan sampai Pendidikan di Indonesia menjadi sebuah Bisnis baru yang banyak digeluti oleh para Pengusaha Pendidikan. Saya adalah orang yang bersyukur bahwa UU BHP dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi kemarin ini. Karena banyak akan menimbulkan kontroversi meski hal tersebut dianggap sebagai sebuah UU yang baik. Maka semangat Pancasia dan Pembukaan UUD 1945 merupakan sebuah semangat solusi bagi Dunia Pendidikan Bangsa Indonesia yaitu bahwa Pendidikan adalah usaha untuk mencerdasakn kehidupan bangsa, bukan usaha untuk membodohkan kehidupan bangsa ini.
0

Pembagian Hadiah Kepada Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah




Dalam Rangka memperingati MILAD HmI yang ke-63, Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang subang salah satunya menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pelajar dan Mahasiswa Se-Kabupaten Subang. Pemenang perlombaan itu berasal dari Sekolah Menengah atas (SMA) Muhammadiya Subang yaitu Saudari Massitoh...

Sedangkan Pemenang kedua dan ketiga berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI I Subang. Tampak Perwakilan dari Pemenang yaitu yang diwakilkan oleh Guru-guru SMK PGRI I Subang menerima hadiah disela-sela Rangkaian Kegiatan MILAD HmI yang diselenggarakan oleh HmI Cabang Subang dari tanggal 1 Februari sampai 18 Februari.
1

Evaluasi 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II


Hari ini merupakan genap 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah Nahkoda SBY-Boediono. 100 hari pertama ini merupakan evaluasi awal bagi pemerintahan yang telah berkuasa 5 tahun sebelumnya dimana SBY selaku Presiden di tahun pertamanya merasa bahwa telah banyak pencapaian yang telah dia lakukan, sehingga dia merasa perlu untuk melanjutkan kepemimpinannya. Maka tidak salah slogan "Lanjutkan" yang di usung oleh nya pada saat Pemilu 2009 lalu.

100 hari pertama ini banyak yang bisa kritisi dari apa yang menjadi target Pemerintah. Dimulainya Pemerintahan SBY sejak Pelantikan dirinya menjadi Presiden dan setekah itu Pelantikan para Menteri dengan segala "sounding" nya menjadikan Kabinet ini terasa seperti Kabinet yang luar biasa, namun ternyata semua itu hanya seperti sebuah isapan jempol belaka.


Bila kita cermati bersama, tidak ada hal-hal yang menonjol setelah 100 hari SBY bekerja dengan Kabinetnya. justru yang terlihat hanyalah sebuah "borok" masa lalu yang dibawa SBY ke Pemerintahanya yang sekarang. Seperti contohnya Kasus Bank Century adalah yang paling bisa kritisi bersama. Kebijakan Ekonomi SBY dengan Sri Mulyani yang pada saat itu menjadi Menteri Keuangan - saat ini pun masih - terhadap penyelamatan Bank Century hanya seperti sebuah akal bulus yang dulakukan untuk memenangkan Pemilu Presiden 2009 melalui Bantuan "Dana Talangan" dari Bank tersebut.

Terlebih kebijakan tersebut merupakan sebuah Kebijakan yang diambil bersama oleh Sri Mulyani dengan Wakil Presiden nya saat sekarang yaitu Boediono. Jika kita tidakmau berandai-andai tentang kemana kah aliran dana tersebut mengalir itu menjadi hal yang bisa dimalkumi namun yang menjadi sebuah hal yang "menggelikan" ternyata SBY memilih Boediono tidak lebih baik daripada JK

Dalam 100 hari pertama Kebinet ini, masih banyak hal yang justru terbuka lebih jelas akan permasalahan-permasalahan di negeri ini terutama di wilayah Hukum yang menjadi salah satu skala prioritas SBY terutama pula dalam wilayah Pemberantasa Korupsi. Skandal demi skandal mulai terbuka, terlebih ketika terjadi "Kriminalisasi Pimpinan KPK" beberapa waktu lalu yang justru tidak jauh setelah SBY dan Boediono duilantik.

Muncul pula berbagai kasus mengenai ketidak adilan yang terjadi di negeri ini seperti Nenek Minah yang dianggap mencuri Kakau, ada pula yang ditahan gara-gara mencuri 3 buah semangka, ada pula yang ditahan gara-gara memungut buah kapuk dan lain-lain. hal tersebut berbeda kondisinya dengan yang terjadi kepada artalyta Suryani yang terpidana empat tahun penjara gara-gara kasus penyuapan Jaksa Urik tri Gunawanm, yang justru mendapatkan "sel Mewa" di rutan pondok bambu.

Belum lagi dengan Kebijakan Perdagangan Bebas anatara Asean-china yang dirasa belum siap dengan kondisi Per-Ekonomian negara ini namun tetap ngotot dilaksanakan tanpa melakukan proteksi terhadap Para pengusaha lokal yang akhirnya mengakibatkan banyak pengusaha lokal gulung tikar akibat kebijakan tersebut. Masih banyak hal yang perlu dibenahi di 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini, terutama menyangkut banyak kebijakan SBY selama ini yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil seperti pengadaan mobil mewah untuk para pejabat Pemerintahan dan yang paling terbaru adalah rencana pembelian pesawat Ke-presidenan.

Semoga 100 hari ini menjadi sebuah titik pembelajaran bagi SBY agar lebih bisa membaca kondisi masyarakat Indonesia agar kualitas kesejahteraan dan kemakmuran bisa tercapai bagi rakyat indonesia.
 

Translate

Search This Blog