2

KARENA MASIH BANYAK YANG LAPAR DAN MISKIN

Tidak ada yang mau menjadi orang miskin, siapa pun di dunia ini pasti tidak akan ada yang mau. Karena menjadi miskin akan sangat menyiksa dan sangat direndahkan oleh orang lain. Oleh tetangga dijauhi, dan oleh orang kaya dihina. Dan bagi para politisi, orang miskin hanya dieksploitasi guna dijadikan alat kampanye dan merengkuh jabatan.

Di era Demokrasi sekarang, dimana suara rakyat menentukan seseorang dapat menjadi pemangku kebijakan sebuah pemerintahan, orang miskin hanyalah alat untuk kampanye. Orang miskin hanyalah lumbung suara yang didatangi 5 tahun sekali dan kemudian ditinggal pergi dilupakan dan akan kembali nanti 5 tahun lagi ketika ada kepentingan dengan demokrasi.

Demokrasi yang semestinya menjadi sebuah jawaban atas berbagai persoalan yang mendera Bangsa ini ketika dipimpin oleh Soeharto di era Orde Baru telah menjadi semacam alat dan legitimasi atas sebuah status kepenguasaan. Demokrasi yang ada sekarang telah tercerabut dari nilai-nilai khitah nya dan hanya digunakan guna kepentingan berbagai pihak – pihak yang menginginkan kekuasaan.

Puluhan partai bahkan mungkin ratusan telah berdiri di Republik ini semenjak jaman Reformasi. Ribuan orang berlomba-lomba meraih kekuasaan dan kemudian menyalahgunakan nya untuk kepentingan pribadi dan kelompok nya masing-masing., dan sekali lagi rakyat miskin dan orang-orang kelaparan hanya menjadi alat guna meraih dukungan maksimal dari rakyat atas nama Demokrasi.

Sekarang ketika semua telah terlanjur menjadi bubur dimana Demokrasi tak ubah politik dagang sapi dengan menghalalkan segala cara dan jalan menghamburkan uang guna kepentingan politik dan orang miskin serta lapar menjadi lumbung-lumbung suara saja, perbaikan terhadap sistem ini harus segera diperbaiki.

Demokrasi Indonesia adalah Demokrasi yang berasal dari Nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat yang kemudian telah terbiasa dilakukan guna Pembangunan dan upaya mensejahterakan masyarakat bisa tercapai. Demokrasi Indonesia adalah Demokrasi Perwakilan yang menjunjung rahmat dan kebijaksanaan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kesalahan Orde Baru adalah bahwa Kekuasaan Eksekutif menjadi sangat absolute ketika Parlemen atau Lembaga Legislatif tidak memiliki power guna mengontrol jalan nya Pemerintah karena Sistem Perwakilannya dikebiri oleh Sistem Diktatorisme dan Militerisme. Sehingga sistem Kepartaian pun hanyalah sistem bermain mata.

Sekarang, ketika sistem kepartaian telah lebih baik dibanding dengan sistem sewaktu orde baru dahulu, dimana yang menjadi anggota legislatif lebih berkualitas secara intelektual sistem pemilihan langsung baik itu kepala daerah ataupun kepala negara harus dirubah guna memperbaiki sistem demokrasi langsung yang tidak bisa menjawab persoalan Pembangunan dan Usaha-usaha Kesejahteraan Rakyat.

Kembalikan sistem demokrasi kita dari sistem demokrasi langsung menjadi sistem perwakilan kembali, selain lebih memudahkan dalam usaha penetapan dan penurunan jika suatu saat seorang Kepala Negara ketika berbuat kesalahan, guna mengurangi beban anggaran yang digunakan dalam sistem pemilihan kepala daerah secara langsung. Karena Rakyat masih miskin dan masih banyak yang kelaparan, dan perbuatan eksploitasi merupakan paling bejat dalam politik dimana orang-orang miskin yang lapar dan kurang memahami politik dijadikan lumbung suara saja tanpa ada rasa benar-benar kepedulian terhadap pembangunan dan usaha-usaha kesejahteraan rakyat.
 

Translate

Search This Blog