1

Evaluasi 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II


Hari ini merupakan genap 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah Nahkoda SBY-Boediono. 100 hari pertama ini merupakan evaluasi awal bagi pemerintahan yang telah berkuasa 5 tahun sebelumnya dimana SBY selaku Presiden di tahun pertamanya merasa bahwa telah banyak pencapaian yang telah dia lakukan, sehingga dia merasa perlu untuk melanjutkan kepemimpinannya. Maka tidak salah slogan "Lanjutkan" yang di usung oleh nya pada saat Pemilu 2009 lalu.

100 hari pertama ini banyak yang bisa kritisi dari apa yang menjadi target Pemerintah. Dimulainya Pemerintahan SBY sejak Pelantikan dirinya menjadi Presiden dan setekah itu Pelantikan para Menteri dengan segala "sounding" nya menjadikan Kabinet ini terasa seperti Kabinet yang luar biasa, namun ternyata semua itu hanya seperti sebuah isapan jempol belaka.


Bila kita cermati bersama, tidak ada hal-hal yang menonjol setelah 100 hari SBY bekerja dengan Kabinetnya. justru yang terlihat hanyalah sebuah "borok" masa lalu yang dibawa SBY ke Pemerintahanya yang sekarang. Seperti contohnya Kasus Bank Century adalah yang paling bisa kritisi bersama. Kebijakan Ekonomi SBY dengan Sri Mulyani yang pada saat itu menjadi Menteri Keuangan - saat ini pun masih - terhadap penyelamatan Bank Century hanya seperti sebuah akal bulus yang dulakukan untuk memenangkan Pemilu Presiden 2009 melalui Bantuan "Dana Talangan" dari Bank tersebut.

Terlebih kebijakan tersebut merupakan sebuah Kebijakan yang diambil bersama oleh Sri Mulyani dengan Wakil Presiden nya saat sekarang yaitu Boediono. Jika kita tidakmau berandai-andai tentang kemana kah aliran dana tersebut mengalir itu menjadi hal yang bisa dimalkumi namun yang menjadi sebuah hal yang "menggelikan" ternyata SBY memilih Boediono tidak lebih baik daripada JK

Dalam 100 hari pertama Kebinet ini, masih banyak hal yang justru terbuka lebih jelas akan permasalahan-permasalahan di negeri ini terutama di wilayah Hukum yang menjadi salah satu skala prioritas SBY terutama pula dalam wilayah Pemberantasa Korupsi. Skandal demi skandal mulai terbuka, terlebih ketika terjadi "Kriminalisasi Pimpinan KPK" beberapa waktu lalu yang justru tidak jauh setelah SBY dan Boediono duilantik.

Muncul pula berbagai kasus mengenai ketidak adilan yang terjadi di negeri ini seperti Nenek Minah yang dianggap mencuri Kakau, ada pula yang ditahan gara-gara mencuri 3 buah semangka, ada pula yang ditahan gara-gara memungut buah kapuk dan lain-lain. hal tersebut berbeda kondisinya dengan yang terjadi kepada artalyta Suryani yang terpidana empat tahun penjara gara-gara kasus penyuapan Jaksa Urik tri Gunawanm, yang justru mendapatkan "sel Mewa" di rutan pondok bambu.

Belum lagi dengan Kebijakan Perdagangan Bebas anatara Asean-china yang dirasa belum siap dengan kondisi Per-Ekonomian negara ini namun tetap ngotot dilaksanakan tanpa melakukan proteksi terhadap Para pengusaha lokal yang akhirnya mengakibatkan banyak pengusaha lokal gulung tikar akibat kebijakan tersebut. Masih banyak hal yang perlu dibenahi di 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini, terutama menyangkut banyak kebijakan SBY selama ini yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil seperti pengadaan mobil mewah untuk para pejabat Pemerintahan dan yang paling terbaru adalah rencana pembelian pesawat Ke-presidenan.

Semoga 100 hari ini menjadi sebuah titik pembelajaran bagi SBY agar lebih bisa membaca kondisi masyarakat Indonesia agar kualitas kesejahteraan dan kemakmuran bisa tercapai bagi rakyat indonesia.
 

Translate

Search This Blog