0

LASKAR PELANGI; MY FIRST BOOK

Semua orang pasti pernah membaca, apalagi membaca buku. Kadang membaca buku itu adalah upaya kita menghilangkan rasa bosan, ada pula yang memang hoby, dan ada pula ya mungkin sekedar bergaya dan bisa dilihat oleh orang-orang bahwa kita senang membaca, dan juga memang ada yang membaca untuk menghilangkan ketidak tahuan dalam dirinya. 

Yang paling saya senang ketika berkunjung ke rumah salah seorang senior adalah senior yang di rumah nya banyak sekali terdapat buku-buku, dan yang senior yang paling baik adalah senior yang bisa meminjamkan bukunya. Dan cirri-ciri senior pintar itu adalah senior yang memakai kaca mata, karena saking sering nya baca buku dia menjadi harus pakai kaca mata

Berbicara mengenai membaca buku, buku pertama yang saya bisa baca sampai habis adalah Buku Laskar Pelangi. Hehehe,,,,meskipun sebenarnya jika dikategorikan, bahwa buku tersebut bukan lah buku namun hanyalah sejenis novel. Namun, darisana lah justru saya terpantik untuk bisa membaca lebih banyak buku.

Laskar Pelangi telah menjadi sebuah pemicu dalam jiwa saya bahwa Membaca merupakan sebuah jalan untuk menjadi orang yang pintar. Pepatah kita pernah menyatakan bahwa Buku adalah Gudang Ilmu dan Membaca adalah Kuncinya. Artinya tak akan terbuka sebuah gudang ilmu jika kita tidak mempunyai kunci nya, atau dalam kata lain, mustahil pintar jika kita tidak membaca.

Laskar Pelangi sendiri saya kira memang novel yang sangat luar biasa. Kejeniusan Seorang Andrea Hirata dipadukan dengan unsur Melayu yang kental pada diri Andrea Hirata menjadikan dirinya seolah-olah seorang seniman kata yang menyajikan semua hal dengan begitu dramatis, bersajak dan tak putus arah selama membaca dari satu episode perjalanan hidup nya bersama kawan-kawannya sang-laskar pelangi.

Perjalanan hidup yang pahit dan getir dipadu dengan pengalaman bersama menjadikan kepahitan dan kegetiran hidup menjadi lebih berwarna. Pewarnaan itu dirangkai melalui sebuah alunan kata-kata yang indah sehingga para pembaca novel bisa sebentar tertawa sebentar menangis dan sebentar mengerenyitkan dahi. Sungguh sebuah novel yang indah. Maka memang tidak salah, waktu pun bisa bergulir dengan tanpa terasa ketika orang membaca novel tersebut. Saya sendiri hanya membutuhkan waktu semalam saja untuk bisa menyelsaikan novel tersebut.

Dari sana saya berfikir, ternyata membaca itu bisa asyik. Biasanya kita akan mulai merasa ngantuk kala sedang membaca. Baru lima sampai lima belas menit kita membaca, serangan ngantuk pasti akan datang dengan cepat. Tetapi membaca dengan asyik, maka semalaman tak tidur pun kita akan kuat.

Kunci nya memang ada pada kebiasaan itu sendiri. Dengan kita membiasakan diri untuk setiap hari berusaha membaca maka rasa mengantuk itu akan hilang, ataupun dalam bahasa lainnya daya tahan mata kita akan menjadi lebih kuat karena telah terbiasa untuk dibawa membaca buku, sehingga selain kita menjadi mempunyai banyak pengetahuan kita pun telah terbiasa membaca buku. Dan ketika bergaul dengan siapapun, bahkan dengan orang yang lebih pintar dari kita, karena kita sudah biasa membaca kita tidak terlalu sulit beradaptasi dan ketinggalan jaman.

Selain itu, dengan banyak membaca, sebenarnya kita telah berusaha untuk memerdekakan diri dari yang namanya Kebodohan. Ketika kita sulit dari penjajahan ekonomi dan budaya, maka keluar dari Penjajahan Kebodohan adalah merupakan salah satu jalan keluar guna merdeka dari penjajahan ekonomi dan budaya.

Related Posts by Categories



Comment :

0 komentar on “LASKAR PELANGI; MY FIRST BOOK”

Post a Comment

 

Translate

Search This Blog